Hutan Penelitian Dijarah dengan Traktor
Kamis, 2 Juli 2009 | 09:35 WITA
PELAIHARI, KAMIS - Penebangan liar masih terus terjadi di Tanahlaut (Tala). Kali ini penebang liar (bangli) menjarah kawasan hutan penelitian milik Balai Penelitian Kehutanan di Desa Riamadungan Kecamatan Kintap.
Puluhan batang ulin dalam bentuk gelondongan (log) berhasil disita dari tangan pelaku, Senin (29/6) sore, dalam operasi gabungan yang melibatkan Den Intel Dam VI Tanjungpura, Kodim 1009 Pelaihari, dan Dishut Tala.
Emas hijau tersebut telah dievakuasi ke Makodim Pelaihari, sedangkan alat penarik kayu (jondir) diamankan di Makoramil Kintap. Lima pelaku, HM dkk warga Desa Gunungraja, Kecamatan Tambangulang telah dimintai keterangan oleh petugas TNI setempat.
Kamis (1/7), staf teknis Dishut Tala melakukan identifikasi (pengukuran) terhadap emas hijau sitaan itu. "Sudah selesai kami cek dan ukur kayunya. Semuanya berjumlah 60 batang log atau 3,22 meter kubik," kata Suratno, staf teknis Dishut Tala.
Dilihat dari tampilan fisik, lanjut Suratno, kayu ulin itu hasil tebangan baru. Terlihat dari warnanya yang masih kemerahan dan batang ulinnya masih dilapisi kulit.
Polhut Dishut Tala itu mengatakan setelah pihaknya selesai melakukan pengukuran, perkara illegal logging tersebut segera dilimpahkan ke penyidik Polres oleh Kodim Pelaihari. "Mungkin besok (hari ini) dilimpahkan," kata Suratno.
Suratno yang terlibat langsung dalam operasi penertiban pembalakan liar itu mengatakan, kayu ulin yang disita tersebut berada di area pegunungan dekat perbatasan Tahura.
Kayu ulin yang ditebang berada dalam area hutan penelitan (hutan tropis basah dataran tinggi) milik Balai Penelitian Kehutanan Dephut yang terletak di kilometer 29-26 Desa Riamadungan.
Cukup sulit menjangkau lokasi itu lantaran akses rusak. Jaraknya 45 kilometer dari ibu kota Kecamatan Kintap dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam menggunakan mobil double gardan.
Lantaran medan yang sulit, pelaku bangli menggunakan alat khusus untuk mengangkut kayu tebangannya yakni traktor jenis jondir (ban besar).
Warga sekitar pun kabarnya marah dengan pelaku bangli tersebut, karena lahan yang dilewati jadi rusak.
Suratno mengatakan, informasi yang diperolehnya di bagian yang lebih hulu di sekitar tempat kejadian perkar (TKP), masih ada lagi tumpukan log ulin.